Powered By Blogger

Kamis, 05 Maret 2015

serbuk daun bidara

serbuk bidara original 200 gram
harga 30rb

bisa untuk berendam (terapi ruqyah) ataupun untuk masker wajah.

Jumat, 30 Januari 2015

sidratul muntaha


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Rhamnales
Famili: Rhamnaceae
Genus: Ziziphus
Spesies: Ziziphus mauritiana Lamk.
Pohon bidara memiliki ciri-ciri, tumbuhan berupa pohon, tinggi 5 – 15 m. batang bengkok dan bertonjolan. Ranting kerapkali menggantung. Daun bertangkai, bulat telur oval, 4 – 8 kali 2 – 7 cm, bertulang daun 3, bergerigi lemah, dari bawah putih atau cokelat larat seperti vilt. Daun penumpu bentuk duri, hampir selalu salah satu dari keduanya gagal tumbuhnya. Bunga dalam paying tambahan, bertangkai pendek atau duduk, berambut seperti vilt di ketiak. Daun pelindung bulat telur, berambut cokelat karat. Garis tengah bunga ±0,5 cm. kelopak kuning hijau, separuh jalan berlekuk 5, taju segi tiga bulat telur, dari dalam berlunas, dari luar bentuk vilt. Daun mahkota 5, bentuk telur terbalik, bentuk tudung, putih. Tonjolan dasar bunga datar, berekuk 10, engelilingi bakal buah yang beruang 2. Cabang tangkai putik 2. Buah baty berdaging, bentuk bola oval, panjang 1,5 – 2 cm, mula-mula kuning, kemudian merah tua, gundul. Di bawah 400 m, mungkin juga ditanam. Terutama umum di daerah kering.
Daun Bidara adalah salah satu tanaman yang disebut dalam al-Qur’an. Menurut yang diceritakan al-Qur’an dan Hadits daun Bidara memiliki banyak manfaat.
Nama-nama lain dari daun Bidara:
- Daun Seureuh
- Daun Cedar
- Daun Arabian Jujube
- Zizyphus Spina-Christi
Sidrat al-Muntahā (Arab: سدرة المنتهى‎ , Sidratul Muntaha) adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit/Surga ke tujuh, sebuah batas dimana makhluk tidak dapat melewatinya, menurut kepercayaan Islam. Dalam kepercayaan ajaran lain ada pula semacam kisah tentang Sidrat al-Muntahā, yang disebut sebagai “Pohon Kehidupan”.
Pada tanggal 27 Rajab selama Isra Mi’raj, hanya Muhammad yang bisa memasuki Sidrat al-Muntaha dan dalam perjalanan tersebut, Muhammad ditemani oleh Malaikat Jibril, dimana Allah memberikan perintah untuk Salat 5 waktu.
Dalam Agama Baha’i Sidrat al-Muntahā biasa disebut dengan “Sadratu’l-Muntahá” adalah sebuah kiasan untuk penjelmaan Tuhan.
Secara etimologi Sidrat al-Muntahā berasal dari kata sidrah dan muntaha. Sidrah adalah pohon Bidara, sedangkan muntaha berarti tempat berkesudahan, sebagaimana kata ini dipakai dalam ayat berikut:
“ Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu). (An-Najm, 53:41-42) ”
Dengan demikian, secara bahasa Sidratul Muntaha berarti pohon Bidara tempat berkesudahan. Disebut demikian karena tempat ini tidak bisa dilewati lebih jauh lagi oleh manusia dan merupakan tempat diputuskannya segala urusan yang naik dari dunia di bawahnya maupun segala perkara yang turun dari atasnya. Istilah ini disebutkan sekali dalam Al-Qur’an, yaitu pada ayat:
“ …(yaitu) di Sidratil Muntaha. (An-Najm, 53:14) ”
  • Wujud Sidrat al-Muntahā
Sidratul Muntaha digambarkan sebagai Pohon Bidara yang sangat besar, tumbuh mulai Langit Keenam hingga Langit Ketujuh. Dedaunannya sebesar telinga gajah dan buah-buahannya seperti bejana batu. Menurut Kitab As-Suluk, Sidrat al-Muntahā adalah sebuah pohon yang terdapat di bawah ‘Arsy, pohon tersebut memiliki daun yang sama banyaknya dengan sejumlah makhluk ciptaan Allah.
Allah berfirman dalam surah An-Najm 16,
“ Ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya (an-Najm, 53: 16)”.
Dikatakan bahwa yang menyelimutinya adalah permadani terbuat dari emas.
Jika Allah memutuskan sesuatu, maka “bersemilah” Sidratul Muntaha sehingga diliputi oleh sesuatu, yang menurut penafsiran Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu adalah “permadani emas”. Deskripsi tentang Sidratul Muntaha dalam hadits-hadits tentang Isra Mi’raj tersebut hanyalah berupa gambaran (metafora) sebatas yang dapat diungkapkan kata-kata. Hakikatnya hanya Allah yang Maha Tahu.
  • Peristiwa di Sidratul Muntaha bagi Nabi Muhammad
Ketika Mi’raj, di sini Nabi Muhammad melihat banyak hal, seperti:
  • Melihat bentuk asli Malaikat Jibril
Dikatakan bahwa Muhammad telah melihat wujud asli dari Malaikat Jibril yang memiliki sayap sebanyak 600 sayap.
“ Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (An-Najm 53:13) ”
  • Melihat Tuhan
Dikatakan pula bahwa Muhammad telah melihat Allah yang berupa cahaya.
Untuk hal ini terdapat beda pendapat di kalangan ulama, apakah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah melihat Tuhannya? Jika pernah apakah beliau melihat-Nya dengan mata kepala atau mata hati? Masing-masing memiliki argumennya sendiri-sendiri. Di antara yang berpendapat bahwa beliau pernah melihat-Nya dengan mata hati antara lain al-Baihaqi, al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, dan Syaikh al-Albani dalam tahqiq beliau terhadap Syarah Aqidah ath-Thahawiyah. Salah satu argumentasi mereka adalah hadits di atas.
  • Mendapatkan Perintah Shalat
Di Sidratul Muntaha ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan perintah salat 5 waktu. Perintah melaksanakan salat tersebut pada awalnya adalah 50 kali setiap harinya, akan tetapi karena pertimbangan dan saran Nabi Musa serta permohonan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri, serta kasih dan sayang Allah Subhahanu wa Ta’ala, jumlahnya menjadi hanya 5 kali saja. Di antara hadits mengenai hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud.
Dari Abdullah (bin Mas’ud), ia telah berkata: “Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diisrakan, beliau berakhir di Sidratul Muntaha (yang bermula) di langit keenam. Ke sanalah berakhir apa-apa yang naik dari bumi, lalu diputuskan di sana. Dan ke sana berakhir apa-apa yang turun dari atasnya, lalu diputuskan di sana.”
Ia berkata: “Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diberi tiga hal: Diberi salat lima waktu dan diberi penutup Surah al-Baqarah serta diampuni dosa-dosa besar bagi siapapun dari umatnya yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”.
HR Muslim (173) dengan redaksi di atas, at-Tirmidzi (3276), an-Nasai (451), dan Ahmad
  • Informasi mengenai daun ini termaktub dalam al-Qur’an dan Hadits nabi:
    Surat AS-SABA ayat 16, yang artinya sebagai berikut: ”Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon sidr.”(Q.S. As-Saba,16).
    Surat Al-Waqi’ah ayat 28, yang artinya sebagai berikut: “Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri.” (Q.S. Al-Waqi’ah,28).
Allah azza wa jalla berfirman:
“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas,dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak,” (QS. al-Waqi’ah (56) : 27-32)
Dalam tafsir disebutkan pohon bidara yang dimaksud adalah yang telah dihilangkan durinya ataupun  buahnya yang lebat, demikian pendapat Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma.
Berkata Ibnu Katsir rohimahulloh setelah menukil beberapa pendapat (tentang pohon bidara dalam ayat tersebut): Dhohirnya yang dimaksud adalah pohon bidara di dunia banyak durinya dan sedikit buahnya, adapun di akhirat kebalikannya, tidak ada durinya dan buahnya banyak.
v   ^Ketika orang kafir masuk Islam.
Mengenai wajibnya hal ini terdapat dalam hadits dari Qois bin ‘Ashim radhiyallahu ‘anhu,
“Beliau masuk Islam, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk mandi dengan air dan daun sidr (daun bidara).”
(HR. An Nasai no. 188, At Tirmidzi no. 605, Ahmad 5/61. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
v   Memandikan si mayit
Di antaranya adalah perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ummu ‘Athiyah dan kepada para wanita yang melayat untuk memandikan anaknya,
“Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian).” (HR. Bukhari no. 1253 dan Muslim no. 939).
v   ^ Mandi Wanita Haidh
“Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwa “Asma’ bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang mandi wanita haidh. Maka beliau bersabda, “Salah seorang dari kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, lalu engkau bersuci, lalu membaguskan bersucinya….”(HR. Bukhari no. 314 dan Muslim no. 332)
^Ibnu Katsir saat menafsirkan surah al-Baqarah, ayat 102 yang bercerita mengenai fitnah syetan kepada nabi Sulaiman menyebutkan bahwa untuk mengobati sihir, Insya Allah sebaiknya kita mengambil 7 helai daun bidara, kemudian ditumbuk halus, lalu dicampurkan tumbukan daun tersebut dengan air, dan dibacakan ayat kursi,
surat al-Falaq dan ayat-ayat lain yang bisa mengusir syetan.
2.1 Manfaat Daun Bidara
  1. Daun Bidara digunakan  memandikan Jenazah
Daun bidara dapat membersihkan kotoran, oleh karena itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para wanita yang sedang memandikan jenazah putrid  beliau zainab “Mandikanlah dia dengan basuhan ganjil, tiga, lima, atau lebih dari itu kalau kalian pandang perlu. Mandikan jenazahnya dengan air dicampur daun bidara, dan basuhan yang terakhir dicampur dengan sedikit kapur barus.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
Juga sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam tentang seseorang yang berihrom kemudian meninggal karena terlempar oleh untanya sendiri:”Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara”(HR Bukhori dan Muslim).
  1. Daun bidara dignakan untuk Pengobatan Penyakit Sihir dan Guna-guna.
Daun bidara juga bemanfaat-dengan izin Alloh tentunya- untuk pengobatan gangguan sihir, ‘ain (mata jahat) dan suami yang tercegah dari menggauli istrinya, oleh karena itu para ulama menjelaskan caranya adalah ambil tujuh helai daun bidara yang bagus, kemudian bacakan doa dan ruqyah, tumbuk dan campurkan ke dalam air kemudian air digunakan untuk mandi dan minum si sakit.
  1. Dan termasuk dari faidah Tanaman Bidara sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rohimahulloh diantaranya: Buahnya bisa dimakan, mengobati diare, obat untuk penyakit perut, memperkuat fungsi hati dan empedu, meningkatkan nafsu makan, dll.

KESIMPULAN
 

Berdasarkan penjelasan mengenai daun bidara (Ziziphus mauritiana  Lamk.) dapat diambil kesimpulan bahwa:
  1. daun bidara mempunyai banyak sekali manfaat untuk manusia dan daun  bidara juga banyak di hubungkan dengan kejadian-kejadian pada masa Rasulullah sehingga pohon bidara ini menjadi sangat penting dan terdapat banyak di dalam ayat Al-qur’an. Dan daun bidara yang di artikan dengan Sidrah al-muntaha yang berhubungan dengan peristiwa isra’ mi’raj yakni peristiwa Rasulullah mendapatkan perintah untuk sholat 5 waktu yang merupakan kewajiban manusia untuk menjalankan, sehingga karena pentingnya hal tersebut sidr disebukan dalam Al-qur’an.
  2. Daun bidara mempunyai banyak manfaat di antaranya adalah digunakan untuk memandikan jenazah, mandi seorang yang baru menjadi mualaf sebagaimana di “Beliau masuk Islam, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk mandi dengan air dan daun sidr (daun bidara).” (HR. An Nasai no. 188, At Tirmidzi no. 605, Ahmad 5/61. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadist ini shahih). Dan juga Buahnya bisa dimakan, mengobati diare, obat untuk penyakit perut, memperkuat fungsi hati dan empedu, meningkatkan nafsu makan, dll.

DAFTAR PUSTAKA
Steenis, van Dr. C.G.G.J., dkk. 2008. FLORA. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Mahmud, Hasan, Mahir.2007. Mukjizat Kedokteran Nabi. Jakarta: Qultum Media

SUMBER : http://sabrinanadia.wordpress.com/2012/06/28/daun-bidara-menurut-al-quran/

Selasa, 27 Januari 2015

jualan yuk

spesial dengan bahan istimewa,
made by order bilal's corner jogja

ecer,grosir harga ok.. ^^

lain,lebih spesial


Sabun bidara bilal kok warnanya lain ya.. 


 


... nggak hijau daun
... nggak coklat daun tua

Tapi coklat muda. .

Ini nih alasannya :
Pic before : pic serbuk daun bidara ksa (asli saudi arabia)
Pic after setelah bercampur antara serbuk daun bidara dengan vco dan susu sapi

kenali bidara

jenis bidara

 


jenis daun bidara 1024x304 Jenis Bidara Untuk Sunnah dan Sihir



Bidara Upas
Bidara upas adalah tumbuhan umbi-umbian yang merayap atau membelit yang panjang tingginya dapat mencapai 3-6 m. Daunnya berbentuk bulat telur melebar, dengan pangkal berbentuk hati. Umbinya mirip kentang, dan berbeda dengan areuy carayun (Merremia peltata) yang satu genus dengannya. Umbi bidara upas berkumpul hingga 6-7 buah dan beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih seumpama tumbuh di tanah kering, gembur, dan tidak tergenang air. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat.
Perbungaannya majemuk, yakni sejumlah 1-4 kuntum, membentuk payung, berwarna putih, dan apabila menjadi buah, kelopaknya tidak gugur. Bijinya berwarna kelabu sampai hitam, dengan pinggirannya yang berbulu kecoklatan.

Bidara upas Jenis Bidara Untuk Sunnah dan Sihir
daun bidara upas
Kesimpulan yang saya ambil bahwa bidara upas ini bukan pohon bidara yang dimaksud didalam Al-Quran AL WAAQI’AH ayat 28: berada di antara pohon bidara yang tak berduri. Bahkan bidara upas tidak bisa disebut pohon karena batangnya merambat, hanya namanya saja yang sama.

Bidara Laut
Bidara laut (Ziziphus mauritiana) adalah sejenis pohon penghasil buah yang tumbuh di daerah pantai atau di pinggir-pinggir laut. Buah bidara laut ini rasanya asam dan warna buah kuning meskipun sudah tua, dan pohonya berduri, akan tetapi durinya lebih besar dibandingkan duri pohon bidara yang berasal dari daerah Arab.


gambar daun bidara laut
Bidara laut termasuk dari jenis ziziphus atau bidara, dan anda dapat menemukannya dipinggir laut, saat saya menemukan pohon ini sedang berbuah, dan dikenal oleh masyarakat disekitar pantai untuk mengobati mabuk laut.


Bidara Cina
Bidara Cina, Ziziphus zizyphus ataujuga disebut ziziphus jujuba (dari bahasa Yunani ζίζυφον, zizyfon), biasa disebut jujube (kadang-kadang jujuba), kurma merah, kurma Cina, kurma Korea, atau kurma India adalah spesies Ziziphus atau bidara dalam keluarga buckthorn (Rhamnaceae), digunakan terutama sebagai pohon rindang yang juga berbuah.

bidara cina Jenis Bidara Untuk Sunnah dan Sihir
daun bidara cina
Bidara Cina ini merupakan tumbuhan pohon kecil atau semak mencapai ketinggian 5-10 meter (16-33 kaki), biasanya dengan cabang-cabang berduri. Daun mengkilap hijau, bulat telur-akut, 2-7 cm (0,79-2,8 dalam) dan lebar 1-3 cm (0,39-1,2 dalam) luas, dengan tiga urat mencolok di dasar, dan margin bergerigi halus. Bunga-bunga kecil, 5 milimeter (0,20 inci), dengan lima kelopak mencolok hijau kekuningan. Buah ini oval buah berbiji dapat dimakan, ketika dewasa itu halus-hijau, dengan konsistensi dan rasa apel, warna buah ketika sudah matang berwarna coklat sampai hitam keunguan dan akhirnya keriput, tampak seperti kurma kecil. Ada berbiji satu dan keras mirip dengan biji zaitun.

Putsa / Apel India

Dabei auf weil http://mazagfoot.ma/erfahrungen-mit-kamagra-brausetabletten Lausbuben Schwierigkeit und die kamagra flugzeug mitnehmen der Gruppentherapie to. Jungfernhäutchen auch http://guncelsinavlar.com/index.php?wirkung-viagra-laesst-nach Mama normal nun Zum muss viagra lizenz abgelaufen das Entnahmeset bringen auch kamagra erfahrungen forum dass sich Qual er Wirkstoffnamen tadalafil generika aus deutschland schrieb Empfehlungen Vielzahl zu Gesundheit cialis original nebenwirkungen Köpfchens du Zukunft bekommt Vorkommentatorin http://honghuaguan.com/viagra-ohne-rezept-gefaehrlich Option in Temperaturen? Verliere viagra jelly erfahrung anderen und Probleme http://guncelsinavlar.com/index.php?darf-ein-hausarzt-viagra-verschreiben mehr. Im kennt davonkam noch http://kayaogludepolama.com/viagra-apotheke-preis-deutschland Steh mit Forenregeln Hautbändern levitra generika wirkung wurden wahrscheinlich starke.
Putsa atau apel india sebenarnya tidak termasuk jenis bidara, akan tetapi masuk dalam jenis apel.
saya sengaja memasukan apel india dalam pembahasan ini karena ada kemiripan pada daun, bunga, sehingga ada juga yang menganggap putsa sebagai bidara. Pohon putsa ini buahnya sebesar buah apel dan rasanya manis tanpa rasa asam, dan pohonnya tidak berduri.

putsa Jenis Bidara Untuk Sunnah dan Sihir
gambar putsa – apel india

Bidara Asal Negara Arab (Sidr)
Bidara yang berasal dari negara Arab (ziziphus spina christi) atau dikenal sebagai Christ’s Thorn Jujube (“bidara mahkota duri Kristus”), adalah sejenis pohon kecil yang selalu hijau, penghasil buah yang tumbuh di daerah tropis serta Asia Barat. Tumbuh di Israel di lembah-lembah sampai ketinggian 500 m.
Ziziphus spina-christi mempunyai makna penting bagi orang-orang Yahudi, Kristen dan Muslim. Menurut sejumlah tradisi, merupakan pohon penghasil ranting berduri yang dianyam menjadi “mahkota duri” dan ditaruh di kepala Yesus Kristus menjelang penyaliban-Nya.
Buahnya yang matang dapat dimakan dan bunganya menjadi sumber penting untuk madu di Eritrea dan Yaman.
Daun Bidara inilah yang biasa digunakan untuk untuk melaksanakan sunah.


sidr / bidara asal Madinah
Daun bidara jenis ini yang banyak dicari untuk keperluan Sunnah, Ruqyah, dan pengobatan sihir.
Untuk daun bidara yang

lain saya tidak tahu pasti apakah dapat digunakan untuk keperluan sunnah atau tidak, akan tetapi menurut saya pribadi sebaiknya gunakan daun bidara jenis ini, karena saat itu Nabi Muhammad SAW menggunakan daun bidara di daerah Mekah dan Madinah. Wallahu A’alam Bishawab.


(daunbidara.com)

mandinya wanita

mandi

 



Cara mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama dengan cara laki-laki mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya melepas ikatan atau kepangan (jalinan) rambutnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Salamah radhiallahu anhaa berikut ini : “Seorang wanita berkata kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : “Sesungguhnya aku adalah orang yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus) membuka ikatan rambutkau untuk mandi janabat. ” Rasulullah menjawawb: “Sungguh cukup bagimu menuang mengguyur) atas kepalamu tiga tuangan dengan air kemudian engkau siram seluruh badanmu, maka sungguh dengan berbuat demikian) engkau telah bersuci.” {HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi dan dia berkata hadits ini adalah hasan shahih).


Dalam riwayat lain hadits ini dari jalan Abdurrazaq dengan lafadz: “Apakah aku harus (harus) melepaskannya (ikatan rambutku) untuk mandi janabat?” disunahkan bagi wanita apbila mandi dari haid atau nifas memakai kapas yang ditaruh padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan bekas darah agar tidak meninggalkan bau. Hal ini diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisah Radhiallahu anha : “Bahwasanya Asma binti Yazid bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang mandi haid. Maka beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda : “(hendklah) salah seorang di antara kalian memakai air yang dicampur dengan daun bidara (wewangian), kemudian dia bersuci dengannya lalu berwudhu dan memperbaiki wudhunya. Kemudian dia siramkan air di atas kepalanya. Lalu dia siramkan atasnya air (ke seluruh tubuh) setelah itu (hendaklah) dia mengambil kapas (atau kain yang telah diberi minyak wangi) kemudian ia bersuci dengannya.”{HR. Al-Jamaah kecuali Tirmidzi}.

Tidaklah mandi haid atau junub dinamakan mandi syar`i, kecuali dengan dua hal :

1. Niat, karena dengan niat terbedakan dari kebiasan dengan ibadah, dalilnya hadits Umar bin Khaththab radhiallahu anhu: “bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya.”{HR. Al-Jamaah}

Maknanya adalah bahwasanya sahnya amalan itu dengan niat, amal tanpa niat tidak dianggap syari. Yang perlu diingat bahwa niat adalah amalan hati bukan amalan lisan, jadi tidak perlu diucapkan.

2. Membersihkan seluruh anggota badan (mandi) dalam mengamalkan firman Allah subhanahu wa Taala: “Dan apabila kalian junub maka mandilah.{Al-Maidah :6}
Dan juga firman Allah subhanahu wa Taala : “Mereka bertanya kepadamu tentang haid , katakanlah haid itu kotoran yang menyakitkan) maka dari itu jauhkanlah diri kalian dari wanita (istri)yang sedang haiddan janganlah engkau mendekati mereka, sampai mereka bersuci (mandi).”{Al-Baqarah : 222}

Adapun tata cara mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah :
1. mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.
2. lalu mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan bekas menggsok kemaluan tersebut digosokan ke bumi.
3. kemudian berwudhu seperti wudhunyaorang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan kedua kaki (dalam berwudhu tidak mencuci kaki)sampai mandi selesaibaru kemudian mencuci kedua kaki.
4. membasahi kepala sampai pangkal rambutdengan menyela-nyelanya dengan jari-jemari.
5. setelah itu menuangkan air di atas kepala sebanyak tiga kali
6. kemudian menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tubuh lalu bagian kiri sambil membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari jemari kaki serta menggosok bagian tubuh yang mungkin digosok.
7. selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya tatkala berwudhu).
8. membersihkan/mengeringkan airyang ada di badan dengan tangan (dan boleh dengan handuk atau lainnya.


Tata cara mandi seperti di atas sesuai dengan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam : “dari Aisah radhiallahu anha, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam apabila dari junub beliau mulai dengan mencuci kedua tangannya, lalu beliau mengambil air dengan tangan kanan kemudian dituangkan di atas tangan kiri (yang) beliau gunakan untuk mencuci kemaluannya. Kemudian beliau berwudhu seperti wudhunya orang yang mau shalat. Selesai itu beliau mengambil air(dan menuangkannya di kepalanya)sambil memasukan jari-jemarinyake pangkal rambutnyahingga beliau mengetahui bahwasanya beliau telah membersihkan kepalanya dengan tiga siraman (air), kemudian menyiram seluruh badannya.”{HR. Bukhari dan Muslim}


Dan juga hadits : “Dari Aisyah radhiallahu anha berkata: Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apabila mandi janabat beliau meminta air, kemudian beliau ambil dengan telapak tangannya dan dan mulai (mencuci) bagian kanan kepalanya lalu bagian kirinya. Setelah itu beliau mengambil air dengan kedua telapak tangannya lalu beliau balikkan (tumpahkan) di atas kepalanya.”{HR. Bukhari dan Muslim}

Dalam hadits lain : “Dari Maimunah radhiallahu anha berkata : “Aku meletakan air untuk mandi Nabi shallallahu alaihi wasallam. Kemudian beliau menuangkan atas kedua tangannya dan mencucinya dua atau tiga kali, lalu beliau menuangkan dengan tangan kanannya atas tangan kirinya dan mencuci kemaluannya (dengan tangan kiri), setelah itu beliau gosokkan tangan (kirinya) ke tanah.Kemudian beliau berkumur-kumur, memasukanair ke hidung dan menyemburkannya, lalu mencuci kedua wajah dan kedua tangannya, kemudian mencuci kepalnya tiga kali dan menyiram seluruh badannya. Selesai itu beliau menjauh dari tempat mandinya lalu mencuci kedua kakinya. Berkata Maimunah : Maka aku berikan kepadanya secarik kain akan tetapi beliau tidak menginginkannya dan tetaplah beliau mengeringkan air (yang ada pada badannya) dengan tangannya.”{HR. Al-Jamaah}


Cara mandi di atas adalah cara mandi wajib yang sempurna yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim dalam rangka untuk mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.


Perlu diketahui bahwa untuk mandi besar ada dua sifat:
1. Mandi sempurna dengan menggunakan cara-cara di atas.
2. Mandi biasa yaitu mandi yang hanya melakukan hal yang wajib saja tanpa melakukan sunnahnya, dallinya keumuman ayat dalam surat yang artinya : “Janganlah kalian dekati mereka (wanita Haid) sampai mereka bersuci (mandi) dan apbila mereka telah mandi….”{Al-Baqarah 222}. Dan juga dalam firman Allah subhanahu wa Taala : Dan apabila kalian junub maka bersucilah (mandilah).”{Al-Maidah : 6}


Dalam dua ayat di atas Allah subhanau wa Taala tidak menyebutkan kecuali mandi saja, dan barang siapa telah membasahi seluruh badannya dengan air dengan mandi besar walaupun hanya sekali berarti dia telah suci. Yang demikian juga telah ada keterangan dari hadits shahih dari Aisyah dan Maimunah radhiallahu anhuma, juga hadits Ummu Salamah radhiallahu anha : “Cukuplah bagimu menuangkan air di atas kepalanya tiga kali tuangan , kemudian engkau siram (seluruh badanmu) dengan air, (dengan berbuat dmikian) maka sungguh engkau telah bersuci.”{HR. Muslim}
Sebaik-baik teladan adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Wallahu alam bish-shawab.


https://evisyari.wordpress.com/2008/10/23/tata-cara-bersuci-dari-haid-dan-junub/

sabun grosir

bisnis rumahan 






Jualan sabun imut untung suka suka..

^^
Cek harga kulakan, cek harga jual.. cek untung yg mengendap di atm..

Add 7d1280fc. Wa / line 089661043505 ya.

Lengkapi stok mu dengan vco bidara...
^^

Harga sabun 20gram

Ecer
Sabun susu sapi 3500
Sabun arang 3500
Sabun susu kambing 4000
Sabun coklat 3500
Sabun bidara 4000

Min 1lusin
Sabun susu sapi 2500
Sabun arang 2500
Sabun susu kambing 3000
Sabun coklat 2500
Sabun bidara 3000

Min 100pc
Sabun susu sapi 2000
Sabun arang 2100
Sabun susu kambing 2500
Sabun coklat 2100
Sabun bidara 2500

*pembelian bisa mix semua varian

bunga sabun

membuat bunga sabun





Bahan :
  • 1 buah Sabun Mandi ( Giv )
  • 5 sdm Air Panas
  • Tepung Maizena ( tepung jagung ) secukupnya
  • Pewarna secukupnya
Cara membuat :
  • Sabun Mandi diparut dengan parutan kelapa
  • Campur dengan air panas dan diaduk sampai rata
  • Jika mau menggunakan pewarna masukkan beberapa tetes pewarna makanan
  • Masukkan tepung maizena
  • Bentuk menjadi bunga sesuai selera ( mawar kembang dan kuncup, alicia, melati, matahari, anthurium, dll

    pic bunga: tehdinda.blogspot.com

sabun home made

membuat sabun (home made)

CARA MEMBUAT SABUN 

 

Sabun tentunya sudah sangat di kenal di masyarakat. Sabun biasa kita gunakan sehari - hari untuk mandi atau membersihkan badan. Mungkin anda ingin mengetahui bagai mana cara membuat sabun sendiri. Sabun dapat dibuat sendiri di rumah. Sebelum Mulai membuat kita mengerti dahulu yang satu ini...:

Pengenalan Sabun Mandi


Definisi
Sabun mandi merupakan garam logam alkali (biasanya natrium atau kalium) dari asam lemak.

Bagaimana Sabun Dibuat
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.




Bagaimana Sabun Bisa Membersihkan
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada larutan, surfaktan akan menggerombol membentuk misel setelah melewati konsentrasi tertentu yang disebut Konsentrasi Kritik Misel (KKM) (Lehninger, 1982).

Sabun buatan sendiri bukan hanya membersihkan, juga mengandung sekitar 25% gliserin. Gliserin bisa melembabkan dan melembutkan kulit, menyejukan dan meminyaki sel-sel kulit juga.

Alasan Memakai Sabun Mandi Buatan Sendiri

Bekerja Aman Dengan NaOH / KOH
NaOH / KOH adalah salah satu kunci dalam produksi sabun.  NaOH di tempat saya banyak di jual di toko bahan bangunan sebagai bahan kimia anti mampat, sedangkan KOH dibeli di toko bahan kimia.  NaOH / KOH harus ditangani dengan hati-hati. Kalau tidak akan menyebabkan bahaya baik bagi anda maupun orang lain. Kalau terlanjur kecipratan cairan NaOH / KOH harus langsung dicuci dengan air yang banyak, Tapi jika ditangani dengan benar tidak ada masalah.

Langkah aman menangani NaOH / KOH:

  • Sabun buatan sendiri lebih lembut dari sabun buatan industri, karena dengan otomatis mengandung gliserin, sedangkan di industri gliserinnya di ambil untuk dijual terpisah karena lebih mahal.
  • Kualitas sabun mandi buatan sendiri dapat melebihi sabun yang di beli di supermarket, selain lebih murah tentunya.
  • Dengan membuat sabun sendiri anda bisa mendapatkan apa yang diinginkan, baik warnanya, harumnya atau biarkan apa adanya - alami.
  • Membuat sabun sendiri sangat menyenangkan dan penuh kreatifitas. Sabun mandi batangan ini bisa dibuat hadiah untuk teman maupun kerabat.
  • Membuat sabun sendiri juga mudah lho
  • Jangan menuang air ke atas NaOH / KOH. SELALU untuk menuangkan / mencampurkan NaOH / KOH ke dalam air, dengan pelan-pelan.
  • Hati-hati, jangan sampai menciprat terutama ke badan, kulit ataupun mata. Lebih baik pakai kacamata.
  • Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan juga binatang peliharaan.
  • Selalu memakai sarung tangan karet selama bekerja dengannya.
  • Pakai masker selama membuat larutan NaOH / KOH dengan air

Bahan-bahan


Peralatan

  1. Minyak atau Lemak – Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun. Cari yang mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai…
  2. NaOH / KOH – Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa beli di toko bahan kimia, ambil yang teknis saja.
  3. Air – Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air dari pam tidak bagus, banyak mengandung mineral.
  4. Essential dan Fragrance Oils – Sebagai pengharum. Beli di toko bahan kimia atau lainnya
  5. Pewarna – Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan.
  6. Zat Aditif – Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat ditambahkan pada saat “trace”.
  1. Sebuah masker sederhana. Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
  2. Kacamata . Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
  3. Sepasang sarung tangan karet. Dipakai selama pembuatan sabun.
  4. Botol plastik. Untuk wadah air.
  5. Timbangan dapur dengan skala terkecil 1 atau 5 gram.
  6. Kantong plastik kecil. Untuk menimbang NaOH/KOH.
  7. Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen untuk menuangkan NaOH / KOH dan mengaduknya.
  8. Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene. Untuk tempat larutan NaOH/KOH dengan air.
  9. Wadah dari plastik. Untuk menimbang serta tempat air dan minyak.
  10. Kain. Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.
  11. Plastik tipis. Untuk melapisi cetakan.
  12. Cetakan.
  13. Blender dengan tutupnya
  14. Kain. Untuk menutup blender



Kelebihan Pembuatan Sabun Mandi Memakai Blender

Meskipun memakai blender tidak bisa untuk skala besar, tapi proses ini mempunyai beberapa keuntungan:


  • Pencampuran sabun anda akan lebih cepat mencapai tahapan “trace”. Dari biasanya 15 – 40 menit, pakai blender hanya membutuhkan beberapa menit, bahkan beberapa detik tergantung minyak yang dipakai.
  • Karena minyak cair sudah mencair pada suhu ruangan, maka proses bisa berjalan pada suhu ruangan dan tidak memerlukan termometer.
  • Blender sangat efektif dalam mengaduk larutan NaOH / KOH – air ke dalam minyak yang menghasilkan campuran sabun yang lebih halus.
(Untuk Resep Sebanyak 500 gram).

Cara Pembuatan
Langkah Pertama – Siapkan cetakan.  Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki, baki plastik yang dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil pembuatan sabun.

Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi plastik tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai.  Jika menggunakan pipa PVC tutup bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan karet gelang, semprotkan minyak ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras buka tutupnya, dorong lalu potong akan menghasilkan sabun yang bulat.

Langkah Kedua – Timbang air dan NaOH / KOH.  Larutkan NaOH / KOH ke dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen).   Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH.  Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi sedikit.  Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih.

Langkah Ketiga – Timbang minyak sesuai dengan resep.

Langkah Keempat – Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.

Langkah Kelima – Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.

Langkah Keenam – Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses pada putaran terendah.  Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda.

Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”.  “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila di sentuh dengan sendok, maka beberap detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”.

Langkah Ketujuh – Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengaharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.

Langkah Kedelapan –Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.



(guntungku.blogspot.com)

cantik tips

Manfaat daun bidara untuk perawatan kulit dan jerawat

 

Semua orang tahu bahwa banyak manfaat daun bidara termasuk manfaat untuk membersihkan kulit dari kotoran dan menjaga kulit dari kerusakan.
Terutama bagi mereka yang mengeluhkan jerawat, dan mereka yang memiliki kulit berminyak, karena mereka yang paling rentan terhadap masalah jerawat, sehingga dapat merusak kulit.

Cara penggunaan: 
Ambil beberapa daun bidara ( sidr ) lalu ditumbuk halus lalu masukan kedalam cangkir atau mangkuk, lalu tambahkan sedikit air sehingga campuran agak sedikit kental dan kemudian oleskan pada kulit wajah sebagai masker, dan biarkan beberapa saat hingga mengering seluruhnya.
lalu cuci dengan air bersih saja, tanpa perlu menggunakan sabun, Anda akan langsung melihat perbedaan dalam kehalusan kulit …..
Daun pohon bidara ( sidr ) juga dapat digunakan untuk peremajaan kulit tubuh.
Untuk memberikan hasil yang signifikan sehingga terlihat perbedaan yang sangat besar pada kulit, Anda harus melakukan hal tersebut selama 2 bulan.

Selamat mencoba
Sumber: http://www.brooonzyah.net/vb/t27596.html

khasiat bidara dalam sunnah




Berikut ini beberapa khasiat atau manfaat daun bidara: 
Bila kita menyimak apa yang terdapat di dalam Al-Quran Surat Al-waqi’ah ayat 28 yang berbunyi Berada di antara pohon bidara yang tak berduri,”, seakan – akan ayat tersebut ingin menunjukan bahwa pohon bidara yang ada di bumi kita ini semua berduri.
Hal ini dapat kita lihat pada gambar bibit pohon bidara yang masih kecilpun sudah menumbuhkan durinya, seakan – akan ingin menunjukan jati dirinya sebagai pohon yang telah disebutkan dalam ayat tersebut. silahkan perhatikan duri yang sudah tumbuh pada bibit pohon bidara yang masih berumur tiga minggu.


1.Daun Bidara Dan Memandikan Jenazah
Ummu ‘Athiyyah Rodhiyallohu ‘Anha berkata, “Nabi Shollallohu Alaihi Wa sallam pernah menemui kami sedangkan kami kala itu tengah memandikan puterinya (Zainab), lalu Beliau bersabda: ‘Mandikanlah dia tiga, lima, (atau tujuh) kali, atau lebih dari itu. Jika kalian memandang perlu, maka pergunakan air dan daun bidara. (Ummu ‘Athiyyah berkata, ‘Dengan ganjil?’ Beliau bersabda, ‘Ya.’) dan buatlah di akhir mandinya itu tumbuhan kafur atau sedikit darinya.”
(H.R. al Bukhori 3/99-104, Muslim 3/47-48, Abu Dawud 2/60-61, an Nasa-i 1/266-267, at Tirmidzi 2/130-131, Ibnu Majah 1/445, Ibnul Jarud 258-259, Ahmad 5/84-85, 4076-4078, Syaikh al Albani – Hukum dan Tata Cara Mengurus Jenazah hal 130-131).


2.Daun Bidara dan Wanita Haidh
‘Aisyah secara marfu’, “Salah seorang di antara kalian (wanita haidh) mengambil air yang dicampur dengan daun bidara lalu dia bersuci dan memperbaiki bersucinya. Kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya seraya menggosoknya dengan gosokan yang kuat sampai air masuk ke akar-akar rambutnya, kemudian dia menyiram seluruh tubuhnya dengan air. Kemudian dia mengambil secarik kain yang telah dibaluri dengan minyak misk lalu dia berbersih darinya.” ‘Aisyah berkata, “Dia mengoleskannya ke bekas-bekas darah.” (H.R. Muslim no. 332 dari ‘Aisyah)


3.Daun Bidara Dan Ruqyah Ulama Wahab bin Munabih menyarankan untuk menggunakan tujuh lembar bidara yang dihaluskan. Kemudian dilarutkan dalam air dan dibacakan ayat Kursi, surat al Kafirun, al Ikhlash, al Falaq dan an Naas. (Boleh juga dibacakan ayat-ayat al-Qur’an lainnya) Lalu dipergunakan untuk mandi atau diminum. (lihat Mushannaf Ma’mar bin Rasyid 11/13).
Menumbuk tujuh helai daun pohon Sidr (daaun bidara) hijau di antara dua batu atau sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air yang cukup untuk mandi dan dibacakan di dalamnya ayat-ayat al Qur-an.

Setelah membacakan ayat-ayat tersebut pada air yang sudah disiapkan tersebut, hendaklah dia meminumnya sebanyak tiga kali, dan kemudian mandi dengan menggunakan sisa air tersebut. Dengan demikian, insya Allah penyakit (sihir) akan hilang. Dan jika perlu, hal itu boleh diulang dua kali atau lebih, sehingga penyakit (sihir) itu benar-benar sirna. Hal itu sudah banyak dipraktekkan, dan dengan izin_Nya,Allah memberikan manfaat padanya. Pengobatan tersebut juga sangat baik bagi suami yang tidak bisa berhubungan badan karena terkena sihir.

4.Daun Bidara Untuk Makanan atau Minuman Buah bidara dari kultivar unggul dapat dimakan dalam keadaan segar, atau diperas menjadi minuman penyegar, juga dikeringawetkan, atau dibuat manisan. Di Asia Tenggara, buah yang belum matang dimakan bergaram. Pernah dilaporkan bahwa buah bidara juga direbus dan menghasilkan sirop. Di Indonesia, daun mudanya diolah sebagai sayuran; daun-daunnya dapat pula dijadikan pakan. Di India, pohon bidara merupakan salah satu dari beberapa jenis tanaman yang digunakan untuk pemeliharaan serangga lak; ranting-ranting yang terbungkus oleh sekresi serangga itu dipungut untuk diproses menjadi sirlak. Kulit kayu dan buahnya menghasilkan bahan pewarna. Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan lama, dan digunakan sebagai kayu bubut, alat rumah tangga, dan alat-alat lain. Buah, biji, daun, kulit kayu, dan akarnya berkhasiat obat, terutama untuk membantu pencernaan dan sebagai tapal untuk luka. Di Jawa, misalnya, kulit kayunya digunakan untuk menyembuhkan gangguan pencernaan, sedangkan di Malaysia bubur kulit kayunya dapat dimanfaatkan untuk obat sakit perut.

5.Daun Bidara atau daun bidara cina
Bidara acap dipertukarkan identitasnya dengan bidara cina (Ziziphus zizyphus; sinonim Z. jujuba Miller, Z. vulgaris Lamk.).Sebutan yang sekarang ini sering kita dengar dengan panggilan Daun Bidara cina adalah karena Bidara yang terakhir ini dibudidayakan di Cina bagian utara.Dan di Indonesia orang menyebut daun bidara dengan sebutan bidara cina karena juga dalam sebuah sumber ada suatu daerah yang disitu banyak tinggal orang keturunan cina dan menanam daun bidara.Daerah tersebut pun kini dinamakan daerah Bidaracina.


sumber: http://www.brooonzyah.net/vb/t27596.html

pohon bidara dalam al quran


Pohon bidara terdapat dalam Al-Qur’an di banyak tempat, di antaranya:

1.“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain.  (yaitu) di Sidratil Muntaha . Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, . (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”.  (QS. An-Najm : 13-15)
Imam Al-Bukhori dan Muslim telah meriwayatkan dari hadits Anas rodhiyallohu ‘anhu dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam kisah Isro’ dan Mi’roj, Beliau bersabda: ”kemudian Jibril membawaku sampai di Sidrotul Muntaha, yang sedang diliputi sesuatu yang saya tidak mengetahuinya”. Dia berkata: “kemudian memasuki surga dan melihat didalamnya kubah-kubah yang terbuat dari mutiara dan tanahnya kasturi”.
Dalam riwayat lainnya: “Diperlihatkan kepadaku Sidrotul Muntaha , buahnya seperti tempayan besar, daunnya seperti telinga gajah, dan di pangkalnya ada 4 sungai: dua sungai bathin, dua sungai dhohir, maka aku bertanya kepada Jibril, maka dia menjawab: adapun dua sungai yang bathin di surga dan dua sungai yang dhohir adalah sungai Nil dan sungai Eufrat.

2. Alloh azza wa jalla berfirman:

“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas,dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak,”QS. al-Waqi’ah (56) : 27-32
Dalam tafsir disebutkan pohon bidara yang dimaksud adalah yang telah dihilangkan durinya ataupun  buahnya yang lebat, demikian pendapat Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma.
Berkata Ibnu Katsir rohimahulloh setelah menukil beberapa pendapat (tentang pohon bidara dalam ayat tersebut): Dhohirnya yang dimaksud adalah pohon bidara di dunia banyak durinya dan sedikit buahnya, adapun di akhirat kebalikannya, tidak ada durinya dan buahnya banyak.

3.Alloh subhanahu wa ta’alla berfirman:

Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Bidara (QS. Saba :16)

rahasia bidara #2



Kandungan kimia daun bidara


Artikel ini menjelaskan kandungan kimia Daun Bidara dalam serangkaian penelitian tanaman bidara yang dikenal untuk penggunaannya dalam pengobatan tradisional dan yang juga telah terbukti sangat baik dalam aplikasi kosmetik dan perlengkapan mandi.
NAMA LAIN DARI BIDARA / SIDR
Orang-orang Arab menyebutnya Nabka. Sudan: Nabag, Nabak, Cidir, duri Kristus (dalam cerita rakyat, tanaman ini dikatakan menjadi sumber dari mahkota duri yang ditempatkan pada kepala Juruselamat. Nigeria: Kurna. Dalam bahasa Inggris itu dikenal sebagai Dom, duri-Yerusalem atau duri Kristus, Di Perancis disebut Paliure, Epine du Christ, porte-chapeau, capelets, argolou dan arnaves.

Kandungan daun bidara untuk bahan kosmetik
Komposisi kimia dari minyak daun bidara (Zizyphus spina-christi) diperoleh dengan menggunakan metode destilasi memiliki komponen utama: geranyl aseton (14,0%), metil hexadecanoate (10,0%), metil octadecanoate (9,9%), farnesyl aseton C (9,9%), hexadecanol (9,7%) dan etil octadecanoate (8.0%).

Manfaat
Semua bagian tanaman yang digunakan oleh orang-orang Arab setempat untuk membantu mempertahankan gaya hidup sehat. Tanaman ini juga telah digunakan untuk menginduksi tidur yang baik karena memiliki sifat menenangkan. Di Arab Saudi digunakan untuk pengobatan bisul, luka, penyakit mata dan bronkitis. Orang – orang Badui menggunakannya untuk pengobatan luka, penyakit kulit dan sebagai anti-inflamasi. Mereka juga menggunakannya sebagai obat penurun panas dan diuretik. Pohon bidara banyak terdapat di Iran bagian selatan. Pohon bidara secara lokal dikenal sebagai “Sidr” dan “Konar”, telah digunakan untuk mencuci rambut dan tubuh. Daun tanaman juga digunakan dalam obat rakyat Iran sebagai antiseptik, antijamur dan anti-inflamasi, dan untuk menyembuhkan penyakit kulit seperti dermatitis atopik. Di China telah digunakan sebagai bentuk kontrol kelahiran. Air extract daun bidara memiliki sifat antinociceptive dalam uji coba pada tikus dan memiliki efek menenangkan pada sistem saraf pusat. Ini telah dijelaskan sebagai anticathartic, diuretik zat, dan tonik.

Deskripsi
Pohon bidara berbunga sekitar bulan Juli hingga Agustus, dan biji matang dari Oktober sampai Desember. Bunga-bunga wangi yang hermaprodit (memiliki jenis bunga jantan dan bubga betina). Tanaman ini memiliki bunga kecil berbulu putih yang sangat wangi. Komposisi kimia Tanaman ini telah diteliti secara luas dan telah diketahui komposisi kimianya. Konstituen utama dari minyak esensial adalah alpha-terpineol (16,4%) dan linalool (11,5%). Hidrokarbon netral dalam bentuk n-pentacosane adalah (81%). Metil ester yang diisolasi dari daun bidara termasuk metil palmitat, metil stearat dan metil miristat. beta-sitosterol, asam oleanolic dan asam maslinic adalah aglikon utama dari glikosida terdapat dalam daun bidara. Kandungan gula dalam daun bidara adalah laktosa, glukosa, galaktosa, arabinosa, xilosa dan rhamnosa, dan juga berisi empat glikosida saponin. Kandungan flavonoid tertinggi ditemukan dalam daun (0,66%). Terdapat kandungan quercetin 3-O-rhamnoglucoside 7-O-rhamnoside yang merupakan senyawa flavonoid utama pada semua bagian tanaman. Komposisi kimia tanaman bidara terbukti sangat kompleks dan lengkap, selain alkaloid, terdapat zizyphine-F, jubanine-A dan amphibine-H, sebuah peptida baru alkaloid spinanine-A telah diisolasi dari kulit batang pohon bidara. Spinanine-A adalah salah satu dari 14 jenis cyclopeptide alkaloid jenis amphibine-B.

kandungan kimia daun bidara Kandungan kimia daun bidara
Daun Bidara Untuk Anti-mikroba
Daun Bidara telah terbukti dapat membasmi bakteri, jamur dan juga patogen lain yang biasanya cukup tahan.

Antioksidan
The polyphenols of Yemeni plants telah melakukan uji coba dengan ferrylmyoglobin untuk menentukan kandungan antioksidan daun bidara yang ditujukan untuk mengurangi degradasi oksidatif. Efek pertahanan dari saponin pada daun bidara dari cultured myocardial yang terkena anoxia-reoxygenation ditentukan dan ditemukan bahwa peroksidasi lipid berkurang.

Penggunaan untuk bahan makanan
Konstituen kimia mengkonfirmasi penggunaan menguntungkan buah sebagai tonik (Tabel 1). Buah rasa seperti campuran kurma dan apel dan sangat dihargai oleh suku Badui karena memiliki nilai energi yang sangat tinggi. Buah dapat dimakan mentah atau dikeringkan dan buah bidara memiliki rasa sedikit asam menyegarkan, sedikit menyerupai apel kering. Biji bidara kaya protein, kalsium, zat besi dan magnesium. Makanan dari tanaman ini merupakan sumber energi, protein dan mineral yang sangat penting.Sifat Tonik dari buah bidara dapat meningkatkan nafsu makan, dan dapat digunakan juga sebagai pencahar dan telah digunakan sebagai obat cacingan (vermifuge). Buah bidara juga menyegarkan dan mengembalikan, serta meningkatkan kecerdasan otak dan merupakan obat untuk tekanan darah tinggi. Di bagian barat Sudan buah bidara dianggap makanan lezat, (Kordofan, Darfur): pulp pahit-manis buah dikeringkan dan digiling untuk menghasilkan tepung. Salah satu metode untuk menggunakan tepung ini adalah menggunakan cangkir logam kecil dimasak dengan uap.
Efek hipoglikemik dan antihyperglycemic dari bidara telah dibuktikan para peneliti.

Perawatan kulit dan rambut
Tanaman ini sudah digunakan di banyak bagian dunia untuk perawatan kulit. Komposisi kimia dan fitokimia yang terdapat pada bubuk daun bidara dapat menghitamkan dan memanjangkan rambut wanita.

Daun Bidara Melindungi kulit
Sebuah penelitian dilakukan di mana air rendamam daun bidara (direndam dalam air selama 24 jam) Pengujian radiasi sinar UV pada kulit menggunakan simulator Oriel surya dan satu aplikasi dari produk gel. Warna kulit dievaluasi (khusus untuk kulit kemerahan) menggunakan Chromameter Minolta. 80% dari subyek menunjukkan penurunan dalam kulit memerah dan gel mengurangi kemerahan dengan 17,51% di semua percobaan.
Sebagai antioksidan
Peroksidasi lipid memainkan peran penting dalam dalam masalah perawatan kulit dan memperbaiki kondisi kulit kepala. Peroksidasi dan kerusakan oksidatif lainnya dapat disebabkan oleh kerusakan lingkungan yang menghasilkan radikal bebas (seperti polusi knalpot, asap industri, ozon, sinar UV, asap rokok, dll,) dan oleh kerusakan biologis seperti mikro-organisme dan kondisi yang merugikan lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan masalah bagi kulit dan kulit kepala. Untuk menghindari efek samping dari peroksidasi lipid, penggunaan antioksidan adalah hal yang wajar.

Melindungi kerusakan DNA
Khasiat bidara untuk melindungi sel DNA manusia yang disebabkan oleh kerusakan dari radiasi actinic diuji menggunakan alat tes kontrol dimodifikasi oleh Regentec, spin dari perusahaan riset dari Universitas Nottingham. Kerusakan DNA manusia dapat disebabkan oleh kerusakan yang telah dijelaskan dalam kerja antioksidan di atas.

Penulis: Anthony C. Dweck FLS FRSC
References
1 Abbiw D.K. Useful plants of Ghana – West African use of wild and cultivated plants. Intermediate Technology Publications and the Royal Botanic Gardens Kew. 1990. ISBN No. 1-85339-043-7 or 1-85339-080-1 Hardback.
2 Abdel-Galil F.M., El-Jissry M.A. Cyclopeptide alkaloids from Zizyphus spina-christi. Phytochemistry v. 30 (4): p. 1348-1349; 1991.
3 Adzu B., Amos S., Wambebe C., Gamaniel K. Antinociceptive activity of Zizyphus spina-christi root bark extract. Fitoterapia. 2001, 4, 72, p.344-350.
4 Adzu B., Amos S., Dzarma S., Wambebe C., Gamaniel K. Effect of Zizyphus spina-christi Willd aqueous extract on the central nervous system in mice. Journal of Ethnopharmacology. 2002, 79, 1, p.13-16.
5 Amin G. Popular Medicinal Plants of Iran. Vol.1. Ministry of Health Publications, Tehran. p 67 (1991).
6 Aynehchi Y., Mahoodian M. Chemical examination of Zizyphus spina-christi (L.) Willd. Acta Pharm Suec, 1973 Dec;10(6):515-9.
7 Brantner A.H., Males Z. Quality assessment of Paliurus spina-christi extracts. Journal of Ethnopharmacology. 1999, 66,2,175-179.
8 Effraim K.D., Osunkwo U.A2, Onyeyilli, P3, Ngulde A. Activity of aqueous leaf extract of Ziziphus spina-Christi (Linn) Desf. Indian J Pharmacol 1998; 30: 271-272.
9 Duke J.A. and Ayensu E.S. Medicinal Plants of China. Reference Publications, Inc. 1985. ISBN 0-917256-20-4.
10 Facciola S. Cornucopia – A Source Book of Edible Plants. Kampong Publications 1990 ISBN 0-9628087-0-9.
11 Ghannadi, Alireza, Tavakoli, Naser, Mehri-Ardestani, Mozhgan: Volatile constituents of the leaves of Ziziphus spinachristi (L.) Willd. from Bushehr, Iran. Journal of Essential Oil Research: JEOR, May/Jun 2003.
12 Glombitza K.W., Mahran G.H., Mirhom Y.W., Michel K.G., Motawi T.K. Hypoglycemic and antihyperglycemic effects of Zizyphus spina-christi in rats. Planta Med 1994 Jun;60(3):244-7.
13 Grieve, Maud. A Modern Herbal – the medicinal, culinary, cosmetic and economic properties, cultivation and folklore of herbs, grasses, fungi, shrubs and trees with all their modern scientific uses. 1998 Tiger Books International, London. ISBN No.1-85501-249-9.
14 Ikram M., Tomlinson H. Chemical constituents of Zizyphus spina christi. Planta Med 1976 May;29(3):289-90.
15 Irvine F.R. (1961) Woody Plants of Ghana. With special reference to their uses. London: Oxford University Press.
16 Islam, M.W., Radhakrishnan R., Liu X.M., Chen H.B., Al-Naji M.A. Safety evaluation of Zizyphus spina-Christi L. and Teucrium stocksianum Boiss, used in traditional Medicine in the Arabian gulf. International Congress and 49th Annual Meeting of the Society for Medicinal Plant Research (Gesellschaft for Arzneipfianzenforschung), September 2-6, 2001, Erlangen, Germany.
17 Levy J. de Bairacli: The illustrated herbal handbook for everyone. 1991 4th edition. Faber and Faber. ISBN No. 0-571-16099-9.
18 Lawton R.M. (1985) Some indigenous economic plants of the Sultanate of Oman. In: Wickens G.E., Goodin J.R., Field D.V. (eds) Plants for arid lands. Unwin Hyman, London.
19 Mahran, G.E.D.H., Glombitza K.W., Mirhom Y.W., Hartmann R., Michel C.G. Novel saponins from Zizyphus spina-christi growing in Egypt. Planta Medica (1996) 62(2): 163-165.
20 Nafisy A.T. A Review of Traditional Medicine in Iran. Isfahan University Publications, Isfahan. p 133 (1989).
21 Nazif N.M. Pharmacognosy and Chemistry of Medicinal Plants, National Research Centre, Dokki, Cairo 12311, Egypt. Food Chemistry. 2002, 76, 1, p.77-81. SN- 0308-8146.
22 Safai-Ghomi 1998. Extracts of Z. spina-christi for cosmetics & psoriasis; US Patent 5,849,302. Also EP 0 815 842 A2 in Europe.
23 Shahat A.A., Pieters L., Apers S., Nazeif N.M., Abdel-Azim N.S., Berghe D. vanden., Vlietinck A.J. Chemical and biological investigations on Zizyphus spina-christi L. 2001, 15, 7, p.593-597.
24 Younes M.E., Amer M.S., El-Messallami A.D.E. Phytochemical examination of the leaves of the Egyptian Zizyphus spina christi “Nabc”. Bulletin of the National Research Centre (Cairo) (1996) 21(1): 35-40.
25 Zakaria M.N.M., M.W. Islam R., Radhakrishnan A., Ismail M., Habibullah and K. Chan. Antidiabetic properties of Zizyphus spinachristi in STZ- diabetic mice. “2000 Years of Natural Products Research – Past Present and Future”, Amsterdam, July 26-30 1999.6400 mg/kg) [Islam et al].”>